Jumat, 08 Maret 2019
NODA PERCERAIAN DALAM BERANDA RUMAH TANGGA (OPINI)
Pada 20 September 2018 lalu, Pengadilan Agama Cimahi menyatakan bahwa komedian Sule dan Lina Binti Salim resmi bercerai. Dalam sidang yang digelar secara terbuka itu terungkap, perceraian dipicu kehadiran orang ketiga. Sule berulang kali mempertahankan rumah tangganya, memohon dan menangis demi buah hati mereka sampai kelelahan. Sule terpaksa mengikhlaskan istrinya bersama temannya sendiri, yaitu Teddy Pardiana. Kehidupan setelah perceraian Sule, Rizky Febian, anaknya mencurahkan isi hatinya dengan meneteskan air mata dan menitipkan pesan pada ayahnya. Ia mengaku semua karya yang dituangkan lewat lagu sebenarnya gambaran dari perasaan dan kondisi keluarganya. Rizky berharap pesan pada lagu-lagu tersebut bisa sampai ke keluarganya, khususnya sang ayah. Namun, setelah bercerai dengan istrinya, Sule masih memajang foto bersama mantan istrinya. Tetapi, menurut saya, hal tersebut baik-baik saja, karena dari foto tersebut bisa mengingatkan Sule jika mereka pernah bersama.
Dari kasus perceraian Sule di atas,dapat memicu tinnginya angka perceraian di negara kita. Di negara kita, angka perceraian terus naik setiap tahun. Angka perceraian di Indonesia meningkat sekitar 15%-20%. Ada 4 hal yang menjadi penyebab meningkatnya angka perceraian. Yaitu hubungan yang sudah tidak harmonis, pasangan tidak bertanggung jawab, adanya pihak ketiga, dan faktor ekonomi. Pasangan masa kini menghadapi 3 tantangan besar. Pertama, kesulitan melakukan komunikasi secara efektif. Kedua, adalah ekspetasi tentang pernikahan, terutama dengan perkembangan media sosial. Banyak pasangan yang cepat merasa cemburu dengan pasangan lain di media sosial. Ketiga, adalah minimnya waktu berkualitas bersama pasangan. Tidak hanya itu, rutinitas dapat mengurangi waktu berkualitas dan membuat hubungan menjadi membosankan.
Perceraian juga berdampak paa kepribadian, baik itu diri sendiri maupun psikologi pada anak. Hal yang paling utama mendapat dampak dari perceraian adalah anak. Diantaranya : perasaan sedih yang mendalam karena orang tua harus berpisah, merasa kehilangan, menyendiri, dan menyalahkan diri sendiri yang menyebabkan perceraian kedua orang tuanya terjadi. Perasaan-perasaan tersebutlah yang nantinya dapat menyebabkan perubahan pada kondisi kepribadiannya saat anak menginjak usia dewasa. Mereka akan terus merasa takut untuk gagal. Selain itu, dampak lainnya juga dapat terjadi yaitu anak akan menjadi lebih kasar, bertindak agresif, sering mengamuk, bahkan membenci salah satu maupun kedua orang tuanya.
Nama : Evi Lydia Kusumaning A
Kelas : XI IIS 1
No.Absen : 12
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar